KELOMPOK
7 :
Ketua
kelompok :
Anggota :
YuhaNuraini 131301021
NovildaAzizi 131301125
Belajar Kreatif Mengasikkan
A.
Pendahuluan
Dewasa ini
semakin banyak anak-anak yang bermain dengan gadget. Gadget menjadi hal yang
utama/terpenting bagi mereka. Selain gadget, televisi juga menjadi hal yang
terpenting bagi anak-anak. Anak-anak merasa tidak tenang jika dalam sehari
tidak bermain gadget ataupun menonton televisi. Hal itulah yang membuat anak
menjadi kurang kreatif. Seharusnya anak-anak yang berusia 8-9 tahun itu masih
bermain de ngan mainan tradisional, bukan bermain gadget atau pun menonton tv.
Dengan itu kita perlu memberi pengajaran tambahan pada anak untuk membuat
mainan sendiri atau aneka kreativitas tertentu agar tingkat kreativitas mereka
berkembang.
Kreativitas
merupakan salah satu hal yang telah dibawa sejak lahir oleh setiap individu.
Namun, tingkat kreativitas itu sendiri berbeda-beda setiap individunya. Banyak
faktor yang membuat tingkat kreativitas tersebut. Kita, sebagai orang dewasa
yang bertanggung jawab juga perlu memberi tahu anak bahwa sesuatu yang sudah
jadi tentu dapat kita buat menjadi sesuatu hal yang baru. Dengan begitu tingkat
kreatif anak dapat berkembang.
Berdasarkan
uraian di atas kelompok memiliki pengalaman tersendiri terhadap fenomena yang
telah dipaparkan. Untuk itu kelompok memilih tema pembelajaran yang dapat
meningkatkan kreativitas anak. Selain itu,
kelompok memiliki harapan agar pembelajaran ini dapat memicu anak untuk
lebih meningkatkan kreativitas mereka.
B.
Landasan
Teori
Adapun landasan teori yang digunakan oleh kelompok
yaitu pendekatan kreativitas empat P :
1.
Person
Kreativitas merupakan ungkapan
keunikan dari individu dalam interaksinya dengan lingkungannya. Secara umum
mengatakan bahwa setiap individu memiliki kreativitas masing-masing
2.
Press
Bakat kreatif individu akan terwujud
jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya maupun dorongan kuat dalam
diri individu tersebut
3.
Proses
Untuk mengembangkan kreativitasnya,
anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Inilah salah
satu alasan mengapa kelompok memberikan pengajaran kreativitas
4.
Produk
Merupakan hasil yang diperoleh
ketika anak sudah berkreativitas.
Selain itu, kelompok juga
menggunakan dasar teori Vygotsky , dikarenakan pengajaran yang dilakukan
menggunakan metode ZPD (Zone of Proximal
Development).
Metode ZPD (Zone
of Proximal Development) yaitu istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas
yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari
dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Jadi, batas bawah
dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri.
Batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat
diterima anak dengan bantuan dari instruktur yang mampu.
C.
Pelaksanaan
Raihan,
Dedek, Dita da Caca adalah keempat anak yang berperan dalam pembelajaran yang
dilakukan kelompok. Setelah postingan sebelumnya membahas tentang konsep
pelaksanaan, maka berikut akan diuraikan mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pedagogi.
·
Hari Pertama : Membuat Bola Cracker
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 27 Maret 2015 / 10:00-12:00
Alat dan
Bahan :
1.
Coklat 250 gr
2.
Kreker 3 bungkus
3.
Susu kental coklat 1 kaleng
4.
Butiran coklat warna-warni
5.
Heater
6.
Kulkas
Prosedur:
1.
Tim coklat menggunakan heater (dilakukan kelompok).
2.
Kreker dihancurkan oleh adik-adik sampai halus.
3.
Kreker yang sudah halus diberi susu kental coklat.
4.
Setelah dicampur dengan susu kental dibulatkan sehingga membentuk bola.
5.
Kreker yang sudah membentuk bola di lumuri coklat.
6.
Menghias sesuai kreativitas adik-adik menggunakan butiran coklat warna-warni.
7.
Dinginkan di kulkas.
Uraian
Kegiatan :
Pada awalnya kelompok janjian di
rumah salah satu anggota kelompok kami yaitu Yuha Nuraini pada tanggal 27 Maret
2015 hari Jumat jam 10 pagi. Pada saat kami berkumpul, adik-adik tersebut sudah
datang terlebih dahulu. Adik-adik itu terdiri dari 4 orang yaitu Dita, Caca,
Dedek dan Raihan. Kami berkumpul di ruang tamu rumah Yuha. Awalnya, kami
berkenalan terlebih dahulu, lalu meletakkan alat dan bahan yang diperlukan di
dekat adik-adik tersebut. Mereka bertanya-tanya, “Itu apa kak ?” Kemudian kami
menjelaskan. Kami meletakkan bola cracker coklat yang sudah jadi untuk
digunakan sebagai contoh untuk dikerjakan oleh adik-adik. Lalu alat dan bahan
dibagikan secara merata.
Pembuatan bola cracker dimulai dengan beberapa anggota kelompok mencairkan coklat
batangan, sementara mencairkan coklat, sebagian lagi mengajarkan adik-adik
untuk memecahkan cracker. Lalu
setelah cracker-nya hancur, anggota
kelompok memberitahu agar menuangkan susu cair kedalam adonan cracker agar bisa membentuk
bulatan-bulatan. Sebelumnya kegiatan ini sudah dicontohkan terlebih dahulu
kepada adik-adik. Setelah semua adonan berbentuk bola-bola, anggota kelompok
memberi contoh kembali untuk melumuri bola tersebut dengan coklat yang telah
dicairkan. Kemudian, memberi hiasan coklat warna-warni di atasnya. Lalu,
bola-bola yang sudah jadi itu dimasukkan ke dalam freezer. Sembari menunggu bola tersebut jadi, kami mengajak
adik-adik itu bercerita tentang pengalamannya membuat bola crecker, bercerita tentang sekolahnya dan lain-lain.
Setelah selesai, kami membungkus
bola-bola cracker tersebut dan membagikannya sesuai dengan yang mereka
kerjakan. Selanjutnya, kami berjanji berkumpul kembali di rumah Yuha pada tanggal
4 April 2015 untuk mengerjakan aquarium mini.
Kendala kegiatan :
-
Coklat yang
terlalu lama ditim menyebabkan susah pelumuran coklat
-
Awalnya
menggunakan susu cair, namun diubah menjadi susu kental
-
Coklat yang
tidak menyatu dengan adonan
·
Hari Kedua : Membuat mini akuarium
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 3 April 2015 / 10:00-12:00
Alat dan
bahan:
-
Kotak sepatu
-
Kertas
manila biru
-
Gunting
-
Origami
-
Plastik mika
-
Double tip
-
Karton ubi
-
Aksesoris
Uraian
kegiatan :
Pada awalnya, anggota kelompok
membuat janji untuk berkumpul di rumah salah satu anggota kelompok pada pukul
10.00 WIB. Seluruh anggota kelompok datang tepat waktu. Adik-adiknya juga
datang tepat waktu, bahkan ada adik yang datang terlalu cepat karena sudah
terlalu semangat. Adik-adik ada yang diantar oleh orang tuanya, ada juga yang
dijemput oleh Yuha. Tepat pukul 10.00 WIB, anggota kelompok memulai
kegiatannya. Kegiatan tersebut dimulai dengan anggota kelompok bertanya kepada
adik-adik sudah pernah atau belum membuat kotak aquarium mainan dan kelompok
juga menunjukkan contoh kotak aquarium mainan yang sudah jadi. Kelompok juga
bertanya kepada adik-adik mau atau tidak membuat aquarium mainan seperti itu.
Lalu adik-adik menjawab dengan semangat untuk membuat aquarium mainan tersebut.
Adik-adik berebutan untuk mendapatkan alat dan bahan tersebut karena tidak
sabar menunggu kelompok membagi alat dan bahannya. Kelompok pun berusaha untuk
menenangkan adik-adik dan meminta adik-adik untuk bersabar menunggu alat dan
bahan dibagikan. Adik-adik juga dibebaskan untuk memilih warna kertas origami
untuk membuat ikan mainan, rumput mainan, serta batu aquarium mainan. Setelah
semua alat dan bahan sudah dibagi kepada keempat anak, kelompok pun memberitahu
anak-anak apa yang harus dilakukan pertama kalinya untuk membuat aquarium
mainannya.
Pembuatan aquarium tersebut dimulai
dengan menggambar ikan pada kertas origami. Kelompok juga membebaskan adik-adik
untuk menggambar ikan yang diinginkan. Anggota kelompok masing-masing
mendampingi keempat adik dalam proses pembuatan aquarium mainan ini. Anggota
kelompok juga membantu adik-adik untuk membuat ikan yang cantik dan menarik.
Setelah menggambar ikan pada kertas origami, adik-adik juga menebalkan
pinggiran gambar ikan supaya terlihat lebih bagus. Setelah itu, gambar ikan
tersebut digunting sesuai dengan pola yang sudah digambar. Kemudian adik-adik
memberikan hiasan pada tubuh ikan supaya terlihat lebih menarik, seperti mata
mainan dan potongan kertas untuk badannya yang menimbulkan corak warna dari
tubuh ikannya. Disela-sela pembuatan ikan merka menggambarkan kondisi akuarium
mereka dengan menceritaka peran ikan dan bahkan nama ikan dalam akuarium
mereka. Setelah membuat ikan, anggota kelompok pun meminta adik-adik untuk
membuat rumput mainan. Awalnya adik-adik bingung harus membuat rumput yang
seperti apa, lalu anggota kelompok pun memberi contoh dan menunjukkan kepada
adik-adik. Adik-adik segera menggambar rumput di kertas origami yang berwarna
hijau. Kemudian adik-adik mengguntingnya dan menempelkannya pada kertas karton
ubi, lalu mengguntingnya sesuai dengan gambar rumput. Setelah membuat rumput
mainan, adik-adik pun membuat batu mainan aquarium yang terbuat dari kertas
origami warna-warni yang digulung-gulung seperti bentuk batu. Setelah ikan,
rumput, dan batu mainan selesai, adik-adik pun menempelnya pada kotak sepatu
dengan background kertas manila berwarna biru yang seakan seperti air, yang
sudah disediakan oleh anggota kelompok. Tidak semua ikan ditempel pada kotak
sepatu, ada juga ikan yang digantung dengan benang. Sehingga ikan-ikan tersebut
dapat digeser-geserkan, seakan ikan tersebut berenang di dalam kotak aquarium.
Setelah semua sudah selesai maka
anggota kelompok meminta kepada adik-adik untuk menunjukkan hasil karya
merekamdan hasil karya mereka didokumentasikan kelompok. Adik-adik terlihat
senang sekali melihat kotak aquarium hasil buatan mereka. Setelah itu kelompok
menutup kegiatan untuk hari ini dan kelompok juga memberi tahu kepada adik-adik
untuk datang kembali pada hari Sabtu, 18 April 2015 pada pukul 15.00 WIB. Untuk
menumbuhkan semangat pertemuan selanjutnya, kelompok memberikan informasi
tentang sesuatu yang akan dibuat pada pertemuan selanjutnya.
Kendala Kegiatan :
-
Salah satu
anggota kelompok lupa membawa kotak yang akan digunakan.
·
Hari Ketiga : Membuat gantungan
kunci
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 18 April 2015 / 15:30-17:00
Alat dan
bahan:
·
Kain flanel
·
Gunting
·
Besi
gantungan kunci
·
Aksesoris
Uraian
kegiatan :
Di hari sabtu, semua anggota awalnya
membuat kesepakatan hadir di tempat pada jam 3 sore, tetapi karena hujan
akhirnya kumpul semua di jam 15.30. Dita dan Dedek sudah datang terlebih dahulu
karena mereka sangat semangat, Caca menunggu jemputan Yuha dan Raihan diantar
oleh orangtuanya. Ketika semua sudah berkumpul, adik-adiknya sudah sangat tidak
sabar dan langsung meminta bahan untuk membuat prakarya tersebut. Pada saat
awalnya kami sudah menyediakan contoh terlebih dahulu, prakarya seperti apa
yang akan dibuat oleh adik-adiknya. Raihan dan Dedek merasa kesulitan saat
membuat bentuk dari gantungan kuncinya. Dibandingkan Dita yang lebih kreatif
dari yang lainnya, Dita hanya membutuhkan bantuan kami pada saat menyatukan
kedua bagian untuk di lem dan diberikan
gantungan kuncinya. Sedangkan Caca sendiri lebih sering melihat
pekerjaan Dita, Raihan lebih tenang dan lebih suka mengerjakan tugasnya sendiri
dan meminta bantuan sama seperti Dita. Dita lebih dahulu menyelesaikan
pembuatan gantungan kunci, kemudian karena kain flannel banyak yang tersisa,
Dita kembali membuat sesuatu yang baru dari sisa kain tersebut, Dita menuliskan
namanya dan menggunting setiap huruf dari namanya, lalu menempelkan huruf
tersebut di kain flannel yang lainnya. Dita membuat sebuah bet nama dan yang
lain melihat hasil kerja Dita hingga akhirnya ketiga anak lainnya ikut membuat
hal yang sama seperti apa yang sudah Dita buat.
Hari
ini adalah hari terakhir kami mengajarkan, adik-adik juga sudah mengetahui
bahwa kami sudah selesai memberikan pengajaran selama 3 hari. Namun karena
terlalu bersemangat mereka tanpa sadar menanyakan kegiatan seperti apa yang
akan dilakukan selanjutnya. Padahal sejak awal kelompok sudah menjelaskan bahwa
pengajaran hanya dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Mereka mendapatkan reward
atas apa yang telah mereka pelajari dan sebagai tanda terimakasih kami ke
mereka. Keempat adik mendapatkan reward yang sama, mereka terlihat sangat
bahagia saat mendapatkan hadiah tersebut. Terakhir kami foto bersama dengan
hasil karya yang mereka buat pada hari tersebut.
Kendala kegiatan :
·
Tidak ada
lem yang memadai untuk menyatukan bahan
D.
Rincian Dana
No
|
Kebutuhan
|
Jumlah
|
Total
|
Hari
|
1
|
Ongkos
Pulang-Pergi
|
6000 x 4
|
24000
|
Hari-I
|
2
|
Biskuit
Unibis
|
5900 x 3
|
17700
|
3
|
Cokelat
batang
|
15200 x 1
|
15200
|
4
|
Susu
coklat
|
2000 x 4
|
8000
|
5
|
Coklat
warna-warni
|
500 x 4
|
2000
|
6
|
Ongkos
Pulang-Pergi
|
6000 x 4
|
24000
|
Hari-II
|
7
|
Kertas manila
|
2000 x 5
|
10000
|
8
|
Gunting
|
6000 x 1
|
6000
|
9
|
Double tape
|
3000 x 1
|
3000
|
10
|
Sampul
Plastik
|
7000 x 1
|
7000
|
11
|
Mata
mainan
|
3000 x 1
|
3000
|
12
|
Lem FOX
|
9000 x 1
|
9000
|
13
|
Ongkos
Pulang-Pergi
|
6000 x 4
|
24000
|
Hari-III
|
14
|
Gantungan
kunci
|
3000 x 1
|
3000
|
15
|
Kain
Flanel
|
3000 x 6
|
18000
|
16
|
Double Tape
|
2200 x 1
|
2200
|
17
|
Reward
|
15000 x 4
|
60000
|
18
|
TOTAL
|
236100
|
E. Hal-hal di luar perencanaan
Ada hal-hal yang tidak terduga
namun menjadi point penting bagi kelompok:
·
Selama melakukan kegiatan, adik-adik sangat fokus
terhadap kegiatan hingga tidak mengacuhkan acara televisi yang sedang dilihat
·
Sehari setelah pelaksanaan hari pertama, adik-adik selalu
menghitung hari untuk pertemuan selanjutnya (laporan salah satu anggota
kelompok)
·
Setelah pelaksanaan hari pertama, Dita berbicara
kepada ibunya bahwa saat lebaran dia ingin membuat makanan yang telah kami
praktekkan saat pembelajaran pedagogi (laporan salah satu anggota kelompok)
·
Di hari ketiga, Raihan memberi kelompok sebuah surat
yang berisi ucapan terima kasih kepada kelompok karena sudah memberikan
pengajaran selama tiga kali pertemuan. Inisiatif Raihan untuk mengucapkan
terima kasih lewat sebuah surat merupakan hal yang tidak disangka-sangka
megingat Raihan masih kelas 2 SD.
F. Tanggapan
1. Ilmi Khoir Purba(13-003)
Memberikan apresiasi pada kelompok dan menanyakan
bagaimana penggunaan heater saat
mencairkan coklat, dikarenakan heater masih
terlalu bahaya digunakan oleh anak usia 7-8 tahun.
Respon : Kelompok
mengucapkan terima kasih kepada Ilmi. Kemudian kelompok memberi penjelasan
bahwa penggunaan heater memang
sebaiknya di bawah pengawasan orang tua, namun kelompok juga memberikan
informasi bahwa coklat dapat diganti dengan susu kental manis.
2. Rizki Amelia Yasmin(13-024)
Bagaimana kendala yang dialami oleh adik-adik selama
proses pengajaran? Sebaiknya di akhir proses pembuatan prakarya akuarium,
adik-adik diminta untuk menjelaskan imajinasi yang tergambar di dalam akuarium.
Respon : Saat proses
pembuatan di hari kedua tidak ada kendala yang berlebihan yag dialami oleh
adik-adik. Adik-adik terlihat antusias selama proses pembuatan dan tanpa sadar
mereka menceritakan imajinasi mereka sendiri selama proses pembuatan tanpa
diminta kelompok untuk menceritakan isi akuarium buatan mereka.
3. Wicaksono Aji Winahyu(13-047)
Mengapa adik-adik mempertanyakan kegiatan selanjutnya
pada pertemuan ketiga ? Apakah sebelumnya kelompok tidak memberi penjelasan ?.
Respon : Kelompok
sudah menjelaskan dari awal bahwa pertemuan dilakukan tiga kali. Namun mungkin
karena adik-adik terlalu bersemangat sehingga mereka lupa bahwa pertemuan hanya
tiga kali.