Binatang juga punya kepribadian???
Psikologi kepribadian mulai
berkembang pada akhir abad ke-19, setelah Charles Darwin menerbitkan teori
evolusinya. Darwin mengubah total pandangan mengenai hakikat manusia dengan
menyatakan bahwa semua spesies, termasuk manusia, telah berevolusi selama
jutaan tahun, karena makhluk-makhluk yang paling sesuai dengan lingkungannya
lah yang akan mampu bertahan hidup dan meneruskan keturunannya. Selama puluhan
tahun, dampak utama dari teori evolusi terhadap psikologi kepribadian adalah
bahwa teori ini telah membebaskan ilmuwan untuk memikirkan hakikat manusia
dengan pendekatan yang ilmiah. Sebagai contoh, Sigmund Freud (yang mempelajari
teori evolusi di sekolah kedokteran) mampu mengajukan konsep insting yang telah
berevolusi yang tersembunyi di bawah pikiran sadar, dan Gordon Allport kemudian
mampu mengagas subsistem-subsistem biologis yang tercermin dalam trait-trait
kepribadian yang umum. Kita akan melihat bahwa teori evolusi mempunyai banyak
dampak bagi psikologi kepribadian. Namun sebagai contoh bagaimana teori klasik
bisa membentuk penelitian kepribadian masa kini. Sekarang kita akan membahas
mengenai kepribadian binatang.
Banyak dari kita yang kerap
mendeskripsikan anjing, kucing, dan bahkan ikan dengan kata sifat seperti
ramah, agresif, pintar, perhatian, dan lain-lain. Namun apakah ini hanya
antromorfisasi di mana kita dengan bodohnya menganggap binatang peliharaan
mempunyai sifat-sifat manusia??? Nah, penelitian kepribadian modern
memungkinkan kita untuk mulai menjawab pertanyaan seperti itu dengan cara yang
ilmiah. Sebagai contoh, karena binatang pada umumnya tidak bisa memberikan
laporan diri atau gambaran diri, studi mengenai kepribadian binatang kemudian
menggunakan penilaian yang dilakukan manusia. Untungnya, penelitian kepribadian
telah mengajarkan para peneliti bagaimana membuat penilaian yang reliabel
(dapat direplikasi) dan bagaimana membuat penilaian yang valid (mengukur trait
yang diteliti dan bukan pada hal-hal lain). Binatang juga dapat diberikan
tes-tes eksperimental untuk melihat bagaimana mereka berespons ketika
menghadapi situasi tertentu (seperti misalnya kompetisi untuk mendapatkan
makanan). Kemudian diketahui bahwa ternyata penilai mempunyai kesamaan dalan
penilaian mereka mengenai kepribadian binatang, khususnya pada dimensi dasar
tertentu (Gosling, 2001).
Trait-trait mana yang banyak dinilai
secara reliabel dalam studi binatang??? Sebuah analisis terhadap 19 studi
mengenai faktor kepribadian berbagai spesies non-manusia (simpanse, gorilla,
monyet, hyena, anjing, kucing, keledai, babi, tikus, ikan guppy, dan gurita)
meneliti dimensi-dimensi dasar yang sering dilihat dalam studi kepribadian
manusia. Hasilnya adalah bahwa dimensi Extroversion, Neuroticism, dan
Agreeableness menunjukkan generalisasi lintas-spesies yang paling kuat (Gosling
& John, 1999). (Dan seperti pada manusia, ekstroversi adalah dimensi yang
paling reliabel). Lebih lanjut, binatang yang menunjukkan dimensi extroversion
yang tinggi dan kerap bersosialisasi memang terlihat mempunyai interaksi yang
lebih sering dan lebih baik dengan rekan-rekannya. Nyatanya, simpanse yang
semacam itu adalah simpanse yang paling bahagia (seperti yang dinilai oleh
penjaganya di kebun binatang), terutama jika mereka adalah simpanse yang dominan
(King & Landau, 2003). Jadi, tampaknya masuk akal secara ilmiah untuk
menggambarkan anjing anda sebagai anjing yang senang bersosialisasi, tenang,
dan bersahabat, dan anjing tetangga sebagai anjing yang pemalu, neurotik, dan
tidak dapat dipercaya (Gosling, Kwan, & John, 2003).
Sebagai catatan tambahan, kami tidak
dapat menahan diri untuk menyebutkan bahwa selain Dr. Gosling (yang karyanya
saya kutip), ilmuwan-ilmuwan lain yang berpengaruh di bidang ini bernama Brian
Hare, Robin Fox, dan Lionel Tiger (yang jika di terjemahkan akan menjadi Brian
si Kelinci, Robin si Rubah, dan Lionel si Macan).
Bacaan lanjutan :
Gosling, S. D. (2001). From mice to men: What can we learn
about personality from animal research? Psychological
Bulletin, 127, 45-86.
Gosling, S. D., Kwan, V. S.Y., & John O. P. A. (2003). Dog’s
got personality: A cross-species comparative approach to personality judgments
in dogs and humans. Journal of
Personality & Social Phychology, 85, 1161-1169.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar